Hampir tidak mungkin seorang profesional bekerja dan berhasil dengan berjuang sendirian tanpa komunitas pendahulunya. Orang-orang besar yang hari ini dapat dianggap berhasil dari keahliannya tentu memiliki dapur pekerjaannya yang dikelola atau didukung oleh komunitas profesinya. Seorang insinyur bekerja dengan cara mengimitasi kemudian merekayasa hasil karya orang lain dalam hal ini komunitas profesinya sampai bahkan dapat menemukan gagasannya sendiri. Komunitas profesi diakui atau tidak menjadi fasilitas sekaligus instrumen aktualisasi bagi yang berkehendak meningkatkan kemampuannya.
Inilah yang tidak banyak atau sama sekali tak menarik minat konsumen terjemahan, tetapi sangat penting bagi penerjemah, yaitu asosiasi atau persatuan penerjemah yang kita ikuti, seminar penerjemah yang kita hadiri, kursus yang kita ambil dalam bidang ini, cara kita membina hubungan dengan penerjemah, huru bahasa, penerjemah tersumpah lain di wilayah kita dan pasangan bahasa kita.
“Keterlibatan-keterlibatan” semacam ini ada kalanya membantu penerjemah untuk menerjemah dengan lebih baik. Menerjemah dengan baik penting bagi pengguna terjemahan dan kebanggaan profesi yang kita dapatkan lewat reliabilitas. Namun, yang paling penting, keterlibatan-keterlibatan ini membuat kita merasa lebih percaya diri dengan profesi sebagai penerjemah, meningkatkan penghargaan diri kita terhadap profesi (professional self-esteem), yang seringkali akan menopang kita secara emosi tatkala menyelesaikan pekerjaan yang membosankan, monoton, dan berpenghasilan rendah.
Membaca hal ihwal penerjemahan, membicarakan soal-soal penerjemahan dengan penerjemah lain, membahas permasalahan dan solusi yang berkaitan dengan pengalihan bahasa, tuntutan pengguna terjemahan, pekerjaan yang tidak dibayar, dan sebagainya, mengikuti pelatihan penerjemahan, menghadiri seminar penerjemah semua ini menimbulkan keyakinan bahwa kita bukanlah pembantu rendahan yang terisolir dan bergaji kecil, namun kita adalah pekerja profesional yang memiliki hubungan erat dengan profesional-profesional lain dengan minat yang sama. Keterlibatan dalam profesi penerjemahan bahkan dapat memberikan cara-cara intelek dan keteguhan profesi guna menghadapi tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tak masuk akal, mendidik klien dan perusahaan alih-alih menurut saja tanpa membantah sementara dalam hati kita mendidih. Keterlibatan dalam profesi membantu kita menyadari bahwa pengguna terjemahan membutuhkan kita sebagaimana kita membutuhkan mereka. Mereka memiliki uang yang kita butuhkan; kita memiliki keahlian yang mereka perlukan.
Semua keahlian itu akan kita jual kepada mereka, tidak dengan bersikap merendahkan diri, tunduk, dan menuruti segala ketentuan dari mereka, tetapi dari kedudukan sebagai profesional yang memiliki kecakapan dan keyakinan diri.
Para penerjemah mendukung sepenuhnya himpunan penerjemah indonesia (HPI) untuk menyediakan media aktualisasi bagi anggotanya. Beberapa penerjemah kami ikut serta dalam keanggotaan himpunan tersebut. Selain kami ada HJB Translations, yaitu sebuah lembaga penerjemah tersumpah yang sudah go internasional. Ada juga JITS Penerjemah yang sama-sama bergerak dalam bidang penerjemahan dokumen tersumpah berkenan membangun komunitas profesi dengan tujuan dan kepentingan yang sama.