konsep menerjemah

Penyederhanaan Konsep saat Menerjemah

Artikel ini diambil dari situs resmi https://jits.co.id dengan tujuan sekedar untuk mrepost ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Konsep Menerjemah

Penyederhanaan konsep sangat berguna dalam mengarahkan perhatian kita dan pada sub area perilaku kita juga mengubah keruwetan itu sendiri. Sekurang-kurangnya, semua orang punya secuil dari semua “gaya menerjemah” yang sudah menjadi kebiasaan. Oleh sebab itu, keliru sekali bila ada penerjemah yang berkata “gaya menerjemah saya adalah X”. Gaya belajarnya itu pastilah mendekati X, Y, dan Z, serta banyak lagi huruf lainnya.

Penyederhanaan Konsep Menerjemah

Jenis-jenis penyederhanaan yang terkait dengan pemikiran logis atau analitis berguna sekali untuk menyaring beraneka ragam keping dalam suatu bidang terjemahan agar terpusat pada satu hal sekaligus; tetapi kita mudah sekali begitu terpikat pada suatu citra sederhana yang muncul dari pemikiran tersebut sehingga melupakan gambaran yang lebih umum dan lebih kompleks.

Konsep Menerjemah Kontekstual

Oleh karena itu, topik diskusi ini mendorong Anda dan calon penerjemah-calon penerjemah Anda untuk menjelajahi ketegangan antara persepsi keadaan yang sudah disederhanakan dengan persepsi kompleks terkait dengan gaya-gaya menerjemah yang telah dikaji dalam beberapa tulisan. Sebagian penerjemah, pembelajar sekuensial-analitis, akan mendapati bahwa “kotak” gaya-gaya menerjemah yang sudah disederhanakan pada tulisan tertentu begitu menarik; yang lain, penerjemah pembelajar global-kontekstual, mungkin merasa amat tidak nyaman dengan segala perbedaan kecil kecil yang tampaknya tidak ambil pusing dengan begitu banyaknya hal yang serba kabur. “Tetapi karakter saya memang seperti ini!” begitu mungkin protes mereka. “Saya memang seperti ini untuk kondisi mental tertentu, tetapi kalau yang seperti itu bukan cara saya!”

Kosep Menerjemah Global

Mendorong penerjemah untuk memikirkan kembali materi dalam metode ini secara lebih luas dan lebih kompleks akan memberi peluang bagi calon penerjemah kontekstual-global untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka akan gaya penyajian naskah tertentu dan menghasilkan ide-ide kreatif tentang cara-cara alternatif dalam mempelajari gaya gaya menerjemah, sehingga mereka berkesempatan mempelajari materi tersebut dengan cara-cara yang lebih menyenangkan.
Pembelajar global-kontekstual mungkin lebih senang dengan pola visualisasi gambar atau konsep yang pembelajar visual pasti juga menyukainya. Diskusi ini mungkin juga menyebabkan penerjemah sekuensial-analitis agak stres. Kemungkinan mereka bereaksi dengan menyatakan bahwa pendekatan global-kontekstual terlalu samar dan kabur untuk dipakai siapa saja, dan menolak topik diskusi ini karena dianggap hanya membuang-buang waktu saja.

Reaksi ini tentunya menjadi teladan bagus bagi Anda dan calon penerjemah-calon penerjemah lain tentang pentingnya gaya-gaya belajar.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *